Pria atau wanita, sebagai makhluk ciptaan-Nya, kita harus menghargai setiap pemberian-Nya, baik yang diberikan secara langsung maupun tidak langsung. Kita dapat menghargai pemberian-Nya dengan merawat dan mempergunakan dengan baik dan bijak segala yang diberikan-Nya, termasuk alat kelamin. Alat kelamin pria sangatlah berbeda dengan wanita, baik dari bentuk, struktur, fungsi maupun kegunaannya. Sehingga berbeda pula cara perawatannya. Ketahanan terhadap infeksi dan iritasi pun berbeda antara alat kelamin pria dan wanita. Penis yang merupakan alat kelamin pria cenderung lebih kuat terhadap infeksi dan iritasi daripada vagina yang dimiliki wanita karena sebagian besar kulit penis cukup tebal.
Masyarakat awam seringkali salah dalam hal merawat alat kelamin. Misalnya, wanita sering membersihkan alat kelamin dengan sabun biasa / cairan pembersih yang tidak jelas apa kandungannya, menaburi bedak, hingga menyemprotkan parfum ke dalam lubang vagina. Demikian pula dengan pria, mereka suka memakai celana dalam yang ketat agar terlihat lebih seksi. Hal-hal seperti itu dapat menimbulkan iritasi dan infeksi.
Berikut adalah beberapa cara yang dapat dengan mudah kita lakukan untuk merawat alat kelamin kita :
1. Setiap setelah buang air besar atau kecil, usahakan untuk selalu mencuci bagian luar alat kelamin Anda dengan air dan sabun.
Cara membersihkannya :
Untuk wanita : siram air dari depan ke belakang, bukan sebaliknya. Cara itu berguna untuk mencegah masuknya kuman-kuman yang asalnya dari dubur / anus ke vagina.
Untuk pria : cukup bersihkan dengan air bersih.
Setelah itu, Anda harus mengeringkannya dengan tisu. Karena keadaan lembab dapat mendatangkan kuman, bakteri, jamur, dan lain-lain yang bisa menimbulkan penyakit kelamin.
Hal-hal lain yang perlu diperhatikan :
Jika tidak tersedia air atau tisu, maka Anda dapat menggunakan tisu basah khusus untuk daerah kewanitaan. Tapi, penggunaan tisu yang terlalu sering dapat membunuh flora normal (bakteri baik) daerah kewanitaan yang sebenarnya berguna untuk menjaga kesehatan daerah kewanitaan.
Selain penggunaan tisu basah, sabun khusus daerah kewanitaan yang beredar di pasaran sebaiknya juga jangan terlalu sering digunakan. Tetap usahakan mencuci dengan air bersih saja. Tetapi, jika ingin menggunakan sabun, pakailah sabun yang tidak ada kandungan parfum dan mempunyai pH (derajat keasaman) sesuai dengan daerah kewanitaan, yaitu sabun lunak (dengan pH 3,5), seperti sabun bayi. Setelah memakai sabun, hendaklah basuh dengan air sampai bersih karena sisa sabun yang tertinggal dapat menimbulkan penyakit. Setelah dibasuh, keringkan namun jangan digosok. Penggunaan sabun pun sebaiknya hanya di bagian luar saja. Bagi wanita yang sudah bersuami, setelah berhubungan bisa menggunakan pembersih vagina untuk mengembalikan keasaman vagina, karena sifat sperma laki-laki adalah basa.
2. Memperhatikan kebersihan pakaian dalam.
Dalam satu hari, minimal Anda harus mengganti pakaian dalam sebanyak dua kali. Pemilihan bahan celana dalam sebaiknya yang menyerap keringat, seperti katun. Jika menginginkan yang berbahan satin, boleh saja, tetapi gunakan sesekali saja karena tidak menyerap keringat dan mempermudah kuman, bakteri, jamur menempel di alat kelamin Anda.
Satu yang perlu diingat adalah jangan saling bertukar pakaian dalam dengan orang lain. Meskipun orang lain itu keluarga Anda sendiri, tetap saja, setiap orang mempunyai keadaan kelamin yang berbeda.
3. Rambut yang tumbuh di alat kelamin harus rajin dicukur.
Pada prinsipnya, tidak boleh membersihkan bulu daerah kemaluan dengan cara mencabut. Mencabut bulu kemaluan dapat menimbulkan lubang pada bekas cabutan tersebut dan menjadi jalan masuk bagi kuman, bakteri, dan jamur yang selanjutnya dapat mengakibatkan timbulnya iritasi dan penyakit kulit. Anda disarankan hanya merapikan saja dengan cara memendekkan. Misalnya dipendekkan ½ cm dengan menggunakan gunting atau dicukur, tapi menggunakan busa sabun terlebih dahulu dan menggunakan alat cukur khusus yang lembut yang sebelumnya sudah dicuci dengan sabun dan disiram air panas. Setelah digunakan, alat cukur dicuci kembali dan disimpan di tempat yang bersih dan kering, jangan di tempat yang lembab. Perlu diingat : jangan menggunakan alat cukur secara bergantian, walaupun dengan suami atau istri atau saudara kandung Anda sendiri!
Jika Anda tidak rajin dan rutin mencukurnya, maka rambut-rambut itu bisa menjadi sarang kutu dan jamur. Mencukurnya pun tidak boleh sampai habis karena rambut-rambut itu mempunyai fungsi untuk kesehatan alat kelamin, yaitu berguna untuk merangsang pertumbuhan bakteri baik yang akan membantu melawan bakteri jahat dan menghalangi masuknya benda asing yang kecil ke dalam vagina. Rambut tersebut juga berfungsi sebagai bantalan ketika berhubungan seksual dan melindungi alat kelamin dari gesekan. Selain itu, untuk menjaga alat kelamin tetap hangat.
4. Jika ingin menggunakan toilet umum, sebelumnya siramlah dahulu (flushing) toilet yang akan dipakai.
Hal ini penting karena banyak penderita penyakit kelamin, setelah ditelusuri ternyata mereka pernah menggunakan toilet yang sebelumnya digunakan oleh penderita penyakit kelamin.
Hindari menggunakan air yang berada di bak atau ember. Menurut penelitian, air yang tergenang di toilet umum mengandung 70% jamur candida albicans (penyebab keputihan dan rasa gatal pada vagina). Sedangkan air yang mengalir dari keran di toilet umum mengandung kurang lebih 10-20% jamur candida albicans. Oleh karena itu, gunakan tisu basah atau air yang langsung mengalir melalui keran.
5. Hindari memakai celana dalam dan celana jeans yang terlalu ketat di wilayah selangkangan karena hal ini
menyebabkan kulit susah bernafas dan akhirnya menyebabkan daerah tersebut menjadi berkeringat, lembab, mudah terkena jamur, dan teriritasi. Selain itu, dapat membuat peredaran darah tidak lancar serta membuat penis dan testis kepanasan. Panas berlebihan oleh suhu, keringat, dan pakaian yang terlalu ketat, dapat menurunkan kualitas sperma.
6. Untuk para wanita yang sedang mengalami menstruasi / haid, jangan malas untuk mengganti pembalut.
Pada keadaan menstruasi, kuman-kuman mudah masuk. Gantilah pembalut apabila di permukaan pembalut telah ada gumpalan darah, karena merupakan tempat untuk perkembangan bakteri dan jamur.
Usahakan tetap mengganti pembalut setiap 4 jam sekali atau 2-3 kali sehari atau jika sudah tidak merasa nyaman. Dan cucilah vagina terlebih dahulu setiap kali akan mengganti pembalut.
7. Pemakaian pantyliner tidak dianjurkan setiap hari.
Pantyliner sebaiknya hanya digunakan pada saat keputihan. Lebih baik membawa celana dalam ganti daripada memakai pantyliner tiap hari.
8. Jangan menggunakan bedak untuk daerah vagina, termasuk pada bayi, terutama bayi perempuan.
Menurut penelitian, pemakaian bedak pada daerah tersebut berdampak buruk karena bedak dapat masuk ke dalam vagina yang dapat mengakibatkan berbagai macam penyakit, seperti tumor (granuloma).
Jika tetap ingin menggunakan bedak, usapkan terlebih dahulu ke telapak tangan, baru ke daerah lipatan paha dan pantat bayi.
9. Jangan pernah menyemprotkan minyak wangi ke dalam vagina.
10. Ubah gaya hidup Anda dengan berhenti merokok, berolahraga,kurangi konsumsi lemak, mengidealkan berat badan, berhenti mengkonsumsi alcohol, serta setia pada pasangan
11. Pada bayi :
Untuk bayi laki-laki, bila belum disunat, sebaiknya bersihkan penisnya dengan sabun. Gunakan kapas basah untuk membersihkan penis dan lipatannya. Jangan memaksa menarik kulit luar dan membersihkan bagian dalam penis atau menyemprotkan antiseptik karena sangat berbahaya. Keringkan area ini dengan benar. Bersihkan pula bagian bokong bayi dari arah kelamin / penis ke dubur / anus.
Untuk bayi perempuan, jangan gunakan sabun secara berlebihan. Gunakan gulungan kapas halus yang dibasahi air hangat untuk membersihkan bagian dalam dan bawah kelamin. Basuh seluruh kelamin dengan air mulai dari bagian atas ke bawah. Saat membersihkan bokongnya, lakukan seperti pada bayi laki-laki.
Jagalah popok yang digunakan bayi agar tetap kering.
12. Lakukan Pemeriksaan Rutin
- Bila terjadi perubahan warna, gatal-gatal dan kadang disertai bau yang kurang sedap pada alat kelamin Anda, segera berkonsultasi ke dokter obstetri-ginekologi atau dokter kulit dan kelamin.
- Pemeriksaan testis (buah zakar) dapat dilakukan sendiri, yaitu dengan cara :
- Kenalilah bentuk, ukuran, dan berat masing-masing testis
- Dengan menggunakan kedua belah tangan, raba masing-masing testis
- Waspadai bila ada benjolan kecil di bawah kulit, di bagian depan atau sepanjang testis. Bila ada pembengkakan atau benjolan, segera periksakan diri ke dokter.
- Bila terdapat sesuatu yang tidak seperti biasanya dan tidak mengenakkan (tidak terasa nyaman), segera konsultasikan ke dokter.
Tidak sulit, bukan? Cukup dengan mengubah kebiasaan Anda sehari-hari seperti di atas, Anda sudah merawat alat kelamin Anda dan mencegah terjadinya penyakit kelamin. Mudah dan sederhana! Oleh karena itu, lakukan sekarang sebelum terlambat!
No comments:
Post a Comment